setting

Skenario takdir-Nya : Cinta Allah pada Hamba-Nya ......

Cinta Allah pada Hamba-Nya ......

bismillaahirrahmaanirrahiim...

menghadiri majelis ilmu pekanan itu memang sungguh dapat me-recharge energi ruhani kita. kemarin saya mendapatkan nasihat ini: Tanda-tanda Cinta Allah pada HambaNya.

seringkali kita bersusah payah untuk mencari perhatian makhluk dan mendapatkan simpati mereka, namun luput dalam upaya menjadi hamba kecintaan-Nya. padahal bila Allah sudah cinta dengan seorang hamba, maka Ia akan memerintahkan penduduk langit dan bumi untuk mencintainya. luar biasa 'kan?

nah, di bawah ini adalah beberapa tanda bahwa Allah telah mencintai seorang hamba:

pertama, terjaganya manusia dari dunia. bukan, bukan berarti kita ga boleh melakukan apa-apa terhadap segala hal di dunia ini. justru Allah telah menjaminkan penguasaan dunia ini pada orang-orang yang bertaqwa. "Dan sungguh, telah Kami tulis di dalam Zabur setelah (tertulis) di dalam Az-Zikr (Lauh Mahfuz), bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hambaKu yang saleh." (qs. al-anbiya: 105). namun, Allah akan menjaga hambanya tersebut sehingga ia tidak terpikat dan tidak pula terikat pada dunia.

subhanallah... kita itu emang lemah banget kalo udah berhadapan dengan hal-hal duniawi. kalo ustadz anis matta bilang, trilogi fitnah dunia: harta, tahta, lawan jenis. buka deh surat ali-imran ayat 14: "Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik."

emang udah fithrahnya 'kan? bener. makanya, yang jadi beda, hamba yang dicintai olehNya akan terjaga dari keterpikatan dan keterikatan akan hal-hal tersebut. dunia terletak di tangannya, bukan di hatinya.

kedua, hamba yang dicintai Allah akan diberikan kesholihan oleh-Nya. sungguh kenikmatan luar biasa yang wajib kita syukuri: hidayah. bahwa ternyata keistiqomahan tetap berada di jalan-Nya sangat mahal harganya. duh, jangan sampe deh timbul 'ide kriminal' dalam pikiran kita: bosen jadi orang baik.

suatu hari seorang akhowat yang telah tertabiyah cukup lama berbincang-bincang dengan murobbi-nya,
"mba, saya mau nyobain pacaran deh...". murobbi-nya melongo.
"maksudnya?" kata sang murobbi. akhowat ini kemudian melanjutkan penyampaiannya.
"yaa..pengen ngerasain aja. temen-temen di halaqah pernah punya sejarah pacaran. saya juga pengen ada warna gitu lho, mba..nggak lurus-lurus aja.."
"nanti kalo anti ketagihan gimana?"
"ya nggak lah, mba.. 'kan sekali aja, ngerasain doang.."
"kalo nanti beneran ga bisa lepas?"
"ya nikah aja.."
"kalo cowoknya mau nikahin. kalo nggak?"
begitulah. sang murobbi hanya tersenyum. sedang ada split pada diri sang akhowat, pikirnya. mencari tantangan, mungkin. memang selalu ada ujian dalam keistiqomahan. 



"sesungguhnya Allah memberikan dunia kepada orang yang dicintai dan yang tidak dicintaiNya. tetapi Allah tidak memberikan nikmat agama kecuali kepada yang dicintaiNya. barangsiapa yang diberikan agama (kesholihan) oleh Allah, maka sesungguhnya Allah telah mencintainya." (hr. ahmad)

yang ketiga, tanda cinta Allah pada hambaNya yaitu diberikannya pemahaman agama. Rasulullah Saw. bersabda, "barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang dien-Nya." (hr. bukhari dan muslim).

keempat, kelembutan. ini bukan masalah gesture. ini masalah hati. yuk, coba acungkan tangan, siapa yang kenal umar bin khattab? tau semua dong ya.. sahabat Rasulullah yang ini memang luar biasa 'garang'. semua orang takut pada beliau. kalo sahabat lain yang jadi imam, meluruskan shaf sholat dengan kata-katanya. kalo sayyidina umar, dengan pedangnya! mantaaapp.. secara fisik, hamba yang dicintai Allah ini jauh dari sifat lembut. tapi coba lihat ketika suatu hari umar, sang amirul mukminin, melewati sebuah rumah. terdengar tangisan anak kecil di dalamnya. ternyata anak itu menangis karena lapar. sang ibu menenangkan putranya, "tidurlah, nak..tunggulah ibu sedang membuatkan makanan untukmu." dalam panci di atas api, ada batu yang tentu saja tak akan jadi ubi. seketika umar menangis dan pulang ke rumahnya. ia pikul sendiri sekarung gandum untuk diberikan kepada keluarga tadi. sebagai pemimpin, ia bisa saja menyuruh para ajudannya untuk menyantuni rumah ini, tempat anu, daerah itu. tapi kelembutan hatinya menggerakkannya untuk melakukan itu seorang diri.

"jika Allah menghendaki suatu kaum kebaikan, maka Allah memasukkan kelembutan kepada hati mereka." (hr. ahmad)

kelima, kemudahan untuk taat. sami'na wa atho'na. kami dengar dan kami taat. saat itu juga. bukan setelah pikir-pikir dulu. bukan didahului oleh negosiasi dan memperturutkan hawa nafsu terlebih dahulu.

keenam, dijauhkan dari kemaksiatan. bila Allah cinta kepada kita, maka Allah akan menjaga kita dari melakukan kemaksiatan. saat kemudahan bermaksiat terbuka, ada kesempatan, sudah di pinggir jurang, Ia tarik kita hingga jauh darinya.

terakhir, Khusnul khotimah. pada akhirnya, inilah akhir dari hidup kita. Allah cinta kepada kita, maka Allah jadikan hidup kita baik di akhirnya. saat Allah berkata, "wahai jiwa yang tenang! kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya. maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu, dan masuklah ke dalam surgaKu." (qs. al-fajr: 27-30).

sekarang, jangan bicarakan orang lain. ini tentang diri kita. mari bercermin. mari bermuhasabah. sudahkah kita menjadi hamba yang dicintaiNya? dalam dalam sisa waktu kita di dunia ini, semoga kita selalu dalam ubaya mencari simpatiNya. hingga tanda-tanda itu tersemat lekat pada jiwa kita. hingga Allah berkenan memberi rahmatNya untuk kita, sebagai hamba yang dicintaiNya.

wallaahu a'lam bish-shawab...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Skenario takdir-Nya Urang-kurai