setting

Skenario takdir-Nya : Segenggam Cerita Hikmah Inspirasi dari keluarga "B U R U N G"

Segenggam Cerita Hikmah Inspirasi dari keluarga "B U R U N G"

Terinspirasi dari burung yang ada di museum jatim park 2, Sebuah pelajaran tentang kekuatan luar biasa yang letaknya ada di .....  (jawaban ada di akhir cerita :) selamat membaca & berjuang. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat)

Dikisahkan ada 2 ekor burung yang terlambat memadu kasih, seharusnya mereka kawin pada bulan januari, tapi karena terlambat menemukan pasangannya. Saat itu sudah bulan maret.

Sang burung jantan berkata, “Ayo, kita kawin sekarang”

Jawab sang betina, “tahun depan aja, kalau kita kawin sekarang, anak kita akan lahir saat musim panen tiba, dia bisa mati.”

Burung jantan tetap memaksa, “ga apa2 sekarang aja..saya maunya sekarang”

Dikisahkan kedua burung itu akhirnya kawin dan membuat sarang di sebuah ladang jagung

Sang burung betina bertelur, dan tibalah saat anaknya menetas. Tepat saat musim panen tiba.

Dengan panik, melihat anaknya yang masih ringkih ia berkata kepada burung jantan,

“Pa, malam ini. Kita terbangkan anak kita. Harus malam ini juga Pa, besok ladang jagung ini akan dipanen, sarang kita akan hancur dan anak kita bisa mati, dia belum bisa terbang”

Jawab sang burung jantan dengan tenang, “Tenang ma, tenang.. Besok kita mencari makan seperti biasa. Anak kita bisa mengamati apa yang terjadi di ladang ini”

Meskipun panik, sang burung betina akhirnya menurut.

***

Keesokan harinya mereka tetap mencari makan. Sebelum pergi mereka berpesan kepada sang anak

“Nak, kamu amati ya yang terjadi di ladang ini. Nanti sore kalau mama sama papa sudah kembali, kamu ceritakan”

Burung kecil itu menganggukkan kepala menuruti pesan kedua orang tuanya.

Akhirnya pergilah kedua burung itu untuk mencari makan.

Begitu keduanya pergi, datang pak petani bersama anaknya yang masih kecil

Betapa senangnya petani itu melihat kebun jagungnya sudah saatnya panen

“Wah nak, kebun jagung kita sudah siap panen. Pasti enak sekali kalau kita bikin jagung bakar. Besok sepulang sekolah kamu ajak teman2mu ya, kita akan bakar jagung sama2” Ujar sang pak petani kepada anaknya

“Oke Ayah” Jawab sang anak

Matahari mulai beranjak, dan sorepun tiba. Kedua burung yang tadi pergi mencari makan kembali ke ladang jagung itu.

Sang burung betina begitu gembira melihat anaknya dalam keaadaan baik-baik saja

“Wah Pa, alhamdulillah anak kita masih baik2 aja, sarangnya juga masih bagus dan ladang jagung ini pun belum dipanen” ujar sang burung betina

“Apa yang kamu amati hari ini, Nak?” tanya burung jantan pada anaknya

“Hari ini, aku melihat manusia kecil dan manusia besar. Mereka senang sekali melihat jagung-jagung di ladang ini sudah masak dan siap dipanen. Sang manusia besar meminta manusia kecil untuk mengajak kawan-kawannya dan memanen kebun jagung ini bersama-bersama besok”

“Wah, Pa. Pa, ayo pa kita harus pindah malam ini juga. Tidak boleh ditunda-tunda lagi” Ujar burung betina seketika panik
Burung jantan hanya berkata, “Tenang ma, besok kita mencari makan seperti biasa dan anak kita mengamati yang terjadi di ladang jagung ini”

“Tenang-tenang bagaimana Pa? Kalau anak kita mati bagaimana? sayapnya belum kuat untuk terbang”

Burung jantan menatapnya bijak kemudian berkata, “Sudah, mama percaya aja ya”

Meskipun khawatir, sang burung betina mengiyakan.

***

Keesokan paginya kedua burung itu tetap mencari makan seperti biasa.
Saat kedua burung itu pergi,  datanglah lagi pak petani dengan anaknya. Sang petani heran karena sang anak tidak membawa teman2nya. “Lho? Mana teman-temanmu? Hari ini kan kita mau bakar jagung sama-sama?” Ujar bapak petani

“Teman-temanku besok ujian, Yah jadi mereka siang ini mau belajar di rumah”

“Hmm.. baiklah. Kalau begitu besok kita undang tetangga saja” Ujar pak petani
agak geram. Dan merekapun pulang

Sore harinya kedua burung kembali ke sarang dan melihat sarang beserta anak burung masih dalam keadaan sehat wal’afiyat.
Sang betina sangat gembira, dan sang burung jantan kembali bertanya pada anaknya

“Apa yang kamu amati hari ini, nak?”

“Aku melihat manusia besar dan manusia kecil itu datang lagi, tapi sang manusia besar marah karena manusia kecil tidak jadi membawa teman-temannya untuk membakar jagung bersama. Akhirnya mereka memutuskan untuk memanen jagungnya besok dan mengundang tetangga-tetangga”

“Ini kesempatan Pa, kita harus pindah malam ini. Pokoknya jangan ditunda-tunda lagi”

Seperti biasa naluri kekhawatiran sang burung betina muncul dan mengajak burung jantan untuk pindah malan itu juga, dan ternyata jawaban sang burung jantan masih sama dengan malam sebelumnya. Belum saatnya mereka pindah.


***

Pagi itu, dengan was-was burung betina mengikuti burung jantan untuk mencari makan dan meninggalkan anak mereka di sarang dengan pesan yang
sama, “Amati apa yang terjadi”

Kedua burung pergi. Dan siang harinya datang lagi pak petani dengan anaknya,

“Loh? Kemana tetangga-tetangga kita Nak?” Tanya Pak petani heran

“Itu Yah, mereka lagi ke kampung seberang. Sedang ada yang mengadakan hajatan di sana”

“Wah, kalau begitu kita ga jadi panen jagung lagi hari ini.” dengan agak kecewa pak petani itupun berkata paa anaknya, “Kalau begitu, baiklah Nak. Besok kita panen saja berdua. Setelah itu jagungnya kita bagi-bagikan dan kita jual ke pasar”

“Oke, Yah” Jawab Sang anak

Senjapun tiba dan kedua burung itu kembali ke sarangnya. Mereka sangat bahagia melihat keadaan masih sama seperti semula. Semuanya baik-baik saja.

“Apa yang kamu amati hari ini Nak?” tanya orangtua burung itu kepada sang anak

“Aku masih melihat manusia besar dan manusia kecil itu datang ke ladang jagung ini. Mereka tidak berhasil mengajak tetangga untuk panen bersama, karena ternyata sedang hajatan di kampung sebelah dan para tetangga pergi semua kesana. Manusia besar itupun akhirnya memutuskan untuk memanen ladang jagung ini sendiri besok lalu menjual jagungnya kepasar dan juga membagi-bagikan hasil panennya”

Sang burung jantan mengangguk-angguk mendengar penjelasan dari sang anak. kemudian berkata kepada burung betina , “ Ma, besok sebelum matahari terbit, kita terbangkan anak kita”

Burung betina heran dan bertanya, “Lho Pa? Kenapa? Biasanya papa tenang2 aja??”

“Sekarang sudah malam. Sudah saatnya kita beristirahat karena besok kita akan mengadakan perjalanan jauh. Sekarang kita tidur, besok kita harus bangun jam 3 pagi. Besok pagi akan papa jelaskan”

***

Pagi itu sebelum matahari terbit keluarga burung itu pun pindah bersama sama dengan membawa anaknya.

Dan siang harinya pak petani datang bersama anaknya memanen kebun jagung, kadang burung itu hancur, tapi seluruh keluarga burung terselamatkan.

Dengan wajah heran, Sang burung betina bertanya kepada burung jantan, “Pa, kok papa bisa tau sih jadi panennya hari ini?

Jawab sang burung jantan

“Ma, semua makhluk di muka bumi ini juga tau, yang namanya manusia kalau masih mengandalkan orang lain itu ngga jadi. Tapi kalau dia sudah mengandalkan dirinya sendiri dan Allah semua bisa terjadi.”

:)

"Lakukan. Lupakan bantuan manusia untuk memulai. Kekuatan itu adanya di dalam dirimu, dan kamu punya back up yang namanya ALLAH"


The choice IS YOURS
Big chances always start with simple steps.
To do or not to do?
Only you can decide.
Yes, YOU!

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu SENDIRI yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ”
[QS Ar Ra'd (13): 11]

Yogyakarta, 14 Januari 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Skenario takdir-Nya Urang-kurai