But, Life must go on, waspada laki - laki PHP, waspada juga laki - laki kursi goyang
But, life must go on
kita sendiri bukan yang menentukan apakah akan bahagia atau tidak
Bila kita ingin bahagia, maka bergeraklah menujunya, lepaskan segala kesedihan yang pernah mendera itu.
Ikhlaskan ,,, maafkan orang yang telah meninggalkan anda menikah, lepaskan dendamnya, jangan dipelihara.
Daripada dihatui bayang - bayang masa lalu, lebih baik anda doakan yang baik - baik untuknya, untuk pernikahannya.
Pemeran :
Si A : Pria Pemberi Harapan
Si B : Wanita yang ditinggalkan
Si C : Wanita yang dinikahi
Alkisah, si A menejalin hubungan dengan si B (ehm ,,,, ceritanya ada yang pacaran, ta'arufan, pokoknya menjalin kedekatanlah ,,,,). Hubungan mereka serius dan sudah menjurus ke arah pernikahan.
Si A telah mengikrarkan janji bahwa dia akan menikahi si B dalam waktu dekat. Proses perkenalan pun mereka jalani (beberapa ada yang backstreet, ada juga yang berani mengenalkan kepada orang tua)
Namun, ditengah jalan, si A merasa :
1. "Aku tidak pantas untukmu, B. Kamu terlalu baik untukku. "Padahal, perasaannya itu hanya sekedar alasan""
2. "Orangtuaku tidak setuju aku emnikah denganmu, B. Aku di jodohkan dengan orang lain"So What??? Terus loe nurut aja gitu?
3. "Aku tak bisa menunggumu lama, B. Orangtuaku ingin aku segera menikah" . Iya, dan kamu udah punya calon lain.
Ada juga alasan - alasan lainnya yang akhirnya menghadirkan orang baru di hubungan A dan B, yaitu kehadiran si C (ceritanya, cinta segitiga, tsahhh)
Akhirnya, si A memutuskan hubungannya dengan si B, kemudian ia berproses mempersiapkan pernikahan dengan si C. Namun herannya, meskipun sudah memilih si C dan sedang mempersiapkan pernikahan, si A masih tetap menghubungi si B. Disaat hati si B sedang rekonstruksi ulang (jiaaaah), menikmati kesedihan dan berusaha untuk melupakan si A, si A malah terus - menerus hadir, membuatnya susah untuk melupakannya. Parahnya lagi, si A memberikan harapan - harapan semua kepada si B, seperti :
1. "Ternyata, dia tiak lebih baik darimu, B. Makin sini, makin terlihat ketidakcocokan kami"(Hadeeehhh,,, kemana aja nih gomballll!!!!)
2. "Semoga ada keajaiban terjadi untuk cinta kita, ya, B. Semoga kita di takdirkan bersama di masa yang akan datang" (Ampunnnnn angkat tangan lebaynya )
3. "Meskipun aku menikah denganya, kamu tetap akan selalu yang jadi teristimewa di hatiku, B" (Ini udah kelewatan woooyyy!!!!) So, buka mata, buka hati ini sudah menunjukkan jelas bahwa dia ga baik untuk di masa depan
Ada juga gombalan - gombalan lainnya yang membuat B ikut terhanyut, ikut berharap ada keajaiban di detik - detik pernikahan si A dan si C (Maksudnya, berharap pernikahannya gagal, Ampun deh!)
Si B menangis setiap hari, berdoa siang-malam untuk mengharapkan keajaiban, sambil nggak tahu deh, kalau si A sedang merasa bahagia karena sedang mempersiapkan pernikahannya. Dan yang bikin sebel, si A masih terus SMS, telepon, stalking akun dunia maya si B. Sok perhatian, deh.
Meskipun si B tidak membalasnya, masih terusss aja usaha untuk mendapatkan hati si B digencarkan. Rencana si A berhasil, sih. Si B nya makin susah untuk Move On, terlihat pasang status galau di BBM, Facebook, Twitter dan lain - lain
Sampai akhirnya takdir tetap tak mau berkata lain. Si A tetap menikah dengan si C. Parahnya, si A tetap mengundang si B dan berharap si B bisa datang. Kemudian si B hanya menitipkan kado nikah lewat temannya. Parahnya lagi, H+1 nikah si A masih teteppp aja hubungi si B. Macem - macem deh alasannya. Misal :
1. "Kok kemarin nggak dateng, sih, padahal aku nunggu - nunggu kamu" (Loe kiraaa, mau bikin gue makin nyesek liat loe di pelaminan!!!)
2. "Makasih atas kadonya, ya, Insya Allah akan aku simpan dan pergunakan dengan baik,"(Ya, sama - sama, semoga bahagia!!! Udah, jangan ganggu - ganggu hidup gue lagi!!!)
3. "Gimana kabarmu sekarang? Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu" (Iya, gue bakal bahagia kalau loe berhenti ganggu hidup gue. Plissss pergi sonoooo!!!!)
Ada banyak pertanyaan lain, yang bisa menjadi alasan si A untuk menghubungi si B. Beberapa masih di balas, dan beberapa lagi tidak. Karena akhirnya si B sadar bahwa dia telah di permainkan.
Peristiwa ini REAL, terjadi. Saya menjadi salah satu saksi kejadian seperti ini. Bukan satu-dua, bahkan lebih dari lima. Parahnya lagi, ada si A yang sampai sudah menikah bahkan punya anak, tapi masih menyimpan cinta dan mengharapkan si B. Ada juga yang benar - benar malah menjanjikan untuk menikahi si B karena si A memutuskan untuk menceraikan si C. Astagfirullah ,,,,,,, Lalu, bila kejadian ini benar - benar menimpa anda, apa yang anda lakukan???
Tentu, bila anda seperti si B, tegaslah untuk hidup anda sendiri. Anda yang harus tegas untuk menghindar dari si A. Jangan mau di beri harapan ini - itu. TEGAS!!! TEGAS! TEGAS! PLISSSS kalau perlu, ganti no handphone, deactive akun sosmed, dan apapun yang bisa membuat anda terhindar dari gangguan si A. Kalau perlu, singkirkan dulu hal - hal yang berhubungan dengan si A, kenangan tentang dirinya, barang - barang yang mengingatkan kepadanya, pokoknya semuanya. Biarkan diri anda menikmati proses kehilangan dengan baik. Anda juga berhak bahagia, maka anda harus berproses menujunya. Ya semua memang tidak bisa instan. Proses rekonstruksi hati anda juga perlu waktu. Karne aitu, bila terlalu lama berada dalam gangguan hal - hal yang berhubungan dengan si A atau masa lalu anda, tentu akan menyulitkan anda untuk bergerak jauh lebih baik.
Allah telah menyiapkan jodoh terbaik untuk anda, dan tentu ia akan lebih baik dibandingkan dngan orang yang hanya bia mempermainkan dan menyakiti anda. Maka untuk menyambut jodoh, anda perlu "bersih" dulu dari orang - orang di masa lalu anda, si dia yang menyakiti anda, yang pernah memberikan harapan kepada anda. Anda harus benar - benar terlepas dari bayang - bayangnya, agar saat bertemu dengan jodoh, anda sudah dalam kondisi "siap" menerimanya, tidak membanding - bandingkan dengan si dia di masa lalu anda.
Tentu, anda tak mau kan, bila harus merasakan menjadi si C? anda menikah dengan orang ynag di hatinya masih menyimpan rasa untuk orang lain. Maka, berhati - hatilah, selektiflah saat anda menentukan pasangan. Kalaupun anda bukan menjadi cinta yang "pertama" untuknya, pastikan anda akan menjadi yang "terakhir" untuknya.
Ditinggal menikah dengan harapan? tak masalah. Bergantunglah hanya kepada Allah, satu - satunya Zat yang pantas untuk tempat kita berharap, satu - satunya yang mampu mengabulkan harapan kita. Percayalah, jodoh anda menanti disana, sedang dalam masa perbaikan untuk segera menjemput, bersiap untuk bertemu dengan anda. So, let's cheer up!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar